BONE, PENAINSPIRASI, COM - Kepala Sekolah SMAN 14 Tellu Siattinge Kabupaten Bone yang dulunya SMAN 1 Tellu Siattinge, Drs. Mubarak sangat menyayangkan atas pemberitaan yang menyudutkan dirinya telah melakukan perbuatan tidak terpuji atas beredarnya potongan chat dengan salah satu siswinya atas nama AN yang kemudian memicu aksi demontrasi sejumlah warga di halaman sekolah tersebut beberapa hari yang lalu.
Dihadapan awak media didampingi Pengurus IKA Alumni SMA Tellu Siattinge bersama Sejumlah Guru SMAN 14 Tellu Siattinge saat digelar konfrensi pers di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel Jl. Dr. Wahidin Sudirohusudo, Watampone, Sabtu, 14/12/2019, Mubarak menjelaskan jika aksi demonstrasi yang mengatasnamakan warga sarat politisasi dan kepentingan untuk menjatuhkan dirinya.
Karena sebelumnya kata Mubarak, telah berkoordinasi dengan Kapolsek Tellu Siattinge dan yang disampaikan adalah hanya meminta penjelasan terkait pergantian pengurus komite sekolah.
Dan apa yang beredar tentang potongan chat dengan siswinya tidak seperti apa yang disangkakannya kata Mubarak.
"Empat hari ini, saya telah melakukan verifikasi dan klarifikasi kepada pengawas sekolah Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dan termasuk sejumlah siswa untuk menjelaskan kronologi kejadian sebenarnya" terangnya
Dijelaskannya kembali aksi demonstrasi sebenarnya dipicu oleh pergantian Komite yang sebelumnya di jabat H.Mursalim warga Keluharan Tokaseng, yang sebelumnya berdasarkan hasil rapat dewan guru, H. Mursalim ini diganti karena tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, dan tidak mampu menyelesaikan sejumlah pembangunan ruang kelas dan pagar sekolah yang dananya berasal dari orang tua siswa sebesar satu juta rupiah dari 255 siswa yang dikumpulkan oleh pejabat kepala Sekolah yang lama atas nama Drs. Muh. Said.
"Pada saat saya menjabat kepala sekolah di SMAN 14, saya mengadakan rapat dengan dewan guru. Ternyata pada saat rapat masuklah seorang guru disekolah kami atas nama H. Rosmini, S.Pd yang suaminya juga adalah Bendahara Komite Sekolah. Terjadilah keributan kecil dengan seorang guru kami yang lain Drs. Husain sehingga saya pada waktu selaku pimpinan berinisatif untuk menyelesaikannya,ada sisa dana sekitar 58 juta yang diserahkan dari Pak Husain kekomite untuk melanjutkan pembangunan pagar sekolah. Namun berjalan waktu tidak diselesaikan juga oleh pihak komite yang lama dan atas petunjuk Kacab Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah III Drs. Syamsu Alam dilakukan rapat dengan orang tua siswa dan dibentuklah pengurus komite yang baru atas pertimbangan dana komite yang dikelola sebelumnya tidak satupun pertanggung jawaban diberikan kepada saya selaku kepala sekolah dan pekerjaanya pun tidak selesai, dan ada program sekolah yang tidak bisa berjalan jika tidak ditanda tangani pengurus komite" Jelas panjang lebar pak Mubarak
Dijelaskannya bahwa terkait chat yang beredar dengan siswanya,ternyata dalangnya tidak lain adalah salah seorang oknum guru di sekolahnya atas nama H. Rosmini, sepupu dari Ketua Komite yang lama H. Mursalim.
Menurut hasil penulusuran, oknum guru tersebut kata Mubarak mendatangi sejumlah siswa dirumahnya dan meminta handponye (Hp), tanpa memberitahu keorang tua siswa untuk apa hpnya diambil dan ada laporan dari warga merasa keberatan atas apa yang dilakukan oknum guru tersebut. Bahkan ada sejumlah siswa dipakasa untuk demo dan diancam kalau tidak lakukan akan diberikan nilai renda.
"Selama kurang lebih dua puluh tahun saya mengabdi, pendekatan yang saya lakukan memang seperti itu dengan semua anak-anak saya. Jadi bahasa tersebut adalah pendekatan seorang ayah kepada seorang anak dan tidak ada maksud lain seperti yang viral diberitakan. Olehya dikonfrens ini, kami harapkan supaya nama baik saya dipulihkan dan nama sekolah" ungkapnya pada saat konfrens
Hal tersebut dibenarkan Yusran, salah satu Guru SMAN 14 Tellu Siattinge, bahwa memang ada skenario yang dilakukan salah satu oknum guru meminta HP siswa dengan mendatangi sejumlah siswa tertentu.
"Berdasarkan hasil pencarian fakta dilapangan H.Rosmini yang juga merupakan salah satu guru disekolah ini yang mendatangi rumah siswa untuk meminta HP nya tanpa ada penjelasan untuk apa. Bahkan, sejumlah siswa tidak mengikuti ujian akhir karena dipaksa untuk ikut demo" terangnya
Kacab Diknas Provinsi Sulsel Wilayah III, Drs. Syamsu Alam sangat kecewa atas kejadian demonstrasi tersebut. Dikatakannya, tidak sepatutnya kejadian tersebut terjadi, yang mencoreng nama sekolah dan dunia pendidikan, sehingga klarifikasi ini penting untuk memulihkan nama baik Pak Mubarak dan sekolah.
Ditempat yang sama Ketua IKA SMANTEL Saharuddin, S.Pd mengatakan pemulihan nama Kepsek Drs Mubarak perlu dilakukan termasuk nama sekolah, agar tidak ada persepsi liar di masyarakat.
"Sebagai alumni, kami punya tanggung jawab untuk memulihkan nama institusi ini, aksi demonstrasi yang terjadi itu hanyalah aksi oknum yang tidak bertanggung jawab yang didasari iri hati" jelasnya
Penulis : Musfir
Edito. : Edy